puisi rindu



Pelabuhan rindu

Menatap langit mendung di siang hari
Dibawah naungan pohon ku  berteduh
Hati menjerit tak bersuara
Menanyakan datangnya hujan yang tak menentu

Hirup pikuk kota yang tiada hentinya
Kegelapan meneggelamkan pandangan
Walau lampu tersebar di semua tempat
jalan jalan nampak buram tuk di lalui

bagai berada di ujung tombak kematian
semut semut hitam menatap wajah kusam
kerinduan mendalam melanda jiwa yang rapuh
meronta-ronta hingga ingin lari meninggalahkan asa

batu kerikil berbunyi sampaikan duka
tingga sentakan kaki tak terdengar
menuju ruang pelepas rindu
walau jiwa tetunggus dalam rinduan

Komentar